Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Belajar dari Ibunda Zaid Bin Tsabit

Siapakah sahabat Zaid bin Tsabit?sudah kenalkan kita sahabat Rasulullah yang satu ini?? Jika saat ini kita sedang menikmati indahnya bertilawah atau menghafal Al Qur'an. Maka dari sahabat inilah kita patut memberikan rasa terima kasih kita. Penulisan, pengurutan dan pengumpulan Al Qur'an dalam satu mushaf tidak akan terpisahkan dari sahanat Rasulullah Zaid bin Tsabit Ra. Ia termasuk kaum Anshar. Ketika Rasulullah pertama kali di Madinah, Zaid bin Tsabit masih berusia 11 tahun. Allah telah menolong umat ini melalui kecemerlangan intelektual Zaid bin Tsabit. Namun, mungkin tidak banyak umat Islam yang tahu, bahwa dibalik kecemerlangan Zaid bin Tsabit r.a. terdapat peran cerdas seorang ibu. An-Nawwar binti Malik r.a., adalah ibunda dari Zaid bin Tsabit. Beliau seorang diri mengasuh Zaid karena suaminya meninggal dalam suatu peperangan ketika Zaid bin Tsabit masih berusia enam tahun. Meskipun demikian beliau mampu mengantarkan putranya tersebut ke derajat yang sangat mulia, seh

Memelihara Keluarga Beriman di Era Fitnah Akhir Zaman (Bagian 2)

Bismillah... Ada 6 poin petunjuk Nabi bagi umatnya di Era Fitnah Akhir Zaman ini, dan poin pertama adalah fokus pada keluarga. Maka di catatan kedua ini kita akan membahas makna dari Fokus Pada keluarga. FOKUS PADA KELUARGA Jika kita ingin membenahi masyarakat mulailah dari bagian terkecil dari masyarakat itu yaitu KELUARGA. Kembalilah berfokus pada keluarga kita, membentuk visi misi keluarga Muslim, dimana visi dan keluarga Muslim tidak hanya mencakup dunia tapi juga sampai ke akhirat. " Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.  Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya".(Qs.52:21) Dari ayat di atas kita ketahui pada keimanan tidak hanya mengumpulkan keluarga di dunia tetapi juga di akhirat. Sehingga Tarbiyah imaniyah berjalan dalam kelurga muslim karena satu-satunya yang menghubungkan antar keluarga

Memelihara Keluarga Beriman di Era Fitnah Akhir Zaman (Bagian 1)

Gambar
Ada 5 babak kehidupan umat islam hingga akhir zaman, seperti yang telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Setiap fase berubah berganti sesuai dengan bergantinya karakter para pemimpin di zamannya. Dan kita telah sampai pada babak ke-4, satu fase menuju akhir babak kehidupan umat Islam. Ya, kita telah sampai di babak ke-4 dalam sejarah umat islam. Babak ini adalah era fitnah, zaman dimana badai fitnah datang terus menerus kepada umat Islam. Di masa ini yang perlu kita waspadai adalah perkara-perkara yang dapat membatalkan keimanan(nawaqidhul iman) kita. Dipagi hari seorang masih dalam keadaan beriman,lalu menjadi Kafir pada sore harinya. Mereka adalah orang yang menjual agama demi kenikmatan dunia. Sungguh di masa ini sangat mudah kita jumpai manusia-manusia tersebut. PENTUNJUK NABI BAGI UMATNYA DI AKHIR ZAMAN Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Amru bin Al Ash ia berkata, "Saat kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menyebutkan tentang fitna

Menyapih dengan Cinta dan Iman

Bismillahirrahmanirrahim.. "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama DUA TAHUN penuh yaitu bagi yang ingin MENYEMPURNAKAN penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya, dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al baqarah: 233) Dengan dasar perintah Allah dalam ayat tersebut maka kami menggenapkan ASI untuk putra kami Salman selama dua tahun, dan dengan dasar itu pula maka kami mulai menyapih di usia dua tahun.