CAHAYA AMINAH

Bismillah..

"Ketika Aminah mengandung Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, ia melihat seberkas sinar keluar dari perutnya dan dengan sinar tersebut Ia melihat istana-istana Busra di Syam." (Mute Jilid 1,hal. 58)

Dan sebelumnya sinar ini pun terlihat pada wajah Abdulllah, suami dari Aminah. Yang menurut sebagian ahli sejarah, itu adalah sinar kenabian yang akan diturunkan kepada putranya. (Mute Jilid 1, hal. 52)

Sinar, cahaya itu ada bersama sang janin. Ada dalam satu rahim yang sama, cahaya itu berdampingan dalam rahim seorang ibu mejadi kembaran bagi sang anak. Dan kita sudah pasti paham siapakah anak itu, Ia manusia mulia yang memiliki kepribadian bercahaya, dan Ia pun yang akan menyebarkan cahaya itu yang sampai kepada kita umat Akhir zaman. Dia lah manusia mulia Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Cahaya yang memancar itu adalah iman, dan tidak ada contoh yang sempurna tentang bagaimana mengejawantahkan iman kecuali dalam diri pribadi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Ia pribadi yang bercahaya, dalam keluarga yang bercaya maka selayaknya kita harus belajar dari sumber cahaya tersebut.
Belajar dari bilik cahaya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Dan siapakah yang mampu memberikan cahaya itu? Dialah Allah Ta'ala. Jadi ketika kita mengharapkan cahaya itu ada pada diri anak kita maka hanya kepada Allah kita memohon, sehingga ikhtiar-ikhtiar yang harus dilakukan orangtua Harus tetap pada jalan yang diridhoi  Allah Ta'ala.

Salah satunya dengan meneguhkan iman dan tawakkal kepada Allah sebab keduanya menimbulkan pencaran cahaya pada diri seorang mukmin. Walaupun ia tidak bercakap sepatah pun, cahaya iman telah memancar dari matanya yang menimbulkan pengaruh pada lingkungan dan sekitarnya.

Cahaya ini lahir bersama dengan anak, menjadi kembaran sang anak. Berarti ia berasal dari tempat yang sama dari sang anak lahir yaitu rahim sang ibu. Jadi semua diawali dari ibu untuk memunculkan cahaya pada diri anak. Rahim yang baik akan melahirkan anak yang baik, dan rahim yang rusak akan sulit menghasilkan anak baik, malah akan berpotensi melahirkan anak yang rusak pula. Baik disini bukan dalam artian fisik tapi lebih dalam dari pada itu.

Rahim yang baik dimiliki orang wanita shalihah, wanita yang teguh keimanannya, membentengi diri dari kesyirikan, yang penuh kehatian-hatian (wara'), terutama dalam perkara halal dan haram yang akan mempengaruhi kualitas rahimya. Ia juga wanita yang cerdas. Cerdas hatinya, cerdas sikapnya dan cerdas akalnya.
Ia wanita yang mencintai ilmu,karena ilmu merupakan cahaya bagi kebodohan(kegelapan).

Bukankah jika kita baca kisah Ibunda imam Syafi'i kita dapati ia adalah wanita yang "cerdas", begitu pula ibunda Muhammad Al Fatih, ibunda Salahuddin Al Ayyubi, dan masih banyak lagi contoh wanita bercahaya yang melahirkan generasi bercahaya.

Keshalihahan anak bersumber dari keshalihahan ibunya, tentunya dengan pertolongan dan izin dari Allah Ta'ala.

Maka sudah seharusnya kita belajar dari sumber cahaya, menggali inspirasi dalam mendidik anak dari bilik-bilik bercahaya agar cahaya itu hadir dalam rumah tangga kita, dalam diri keluarga kita, dan di setiap sudut rumah kita.

Allahu a'lam..

Ambi Ummu Salman

*inpirasi dari Muhammad Teladanku Jilid 1

#Ambiummusalman
#RamadhanKhatamShirah
#TIMFA
#SDIJATIM
#MuhammadTeladanku
#RasulullahTeladanUtama
#Kisah24NabidanRasulTeladanUtama
#RaihRinduManusiaPilihan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerbang Fitnah Terletak Pada Kematian Umar bin Khattab RA

KISAH ISTRI ABU LAHAB (UMMU JAMIL)

KISAH IBUNDA NABI MUSA