Hijrah, Perjalanan Menuju Hidayah

Bismillahirrahmanirrahim.
Hijrah, Perjalanan Menuju Hidayah

Hal yang sangat patut kita syukuri adalah ketika kita bisa duduk dalam majelis ilmu, karena Allah menghimpun kita dengan lapis-lapis keberkahan di dalamnya.
Siapa yg menempuh jalan ilmu Allah mudahkan jalan ke surga, Malaikat akan mendoakan kita dan menaungi dengan syap-sayapnya, Allah menurunkan sakinah ke dalam kita, dan banyak lagi keberkahan yang Allah turunkan kepada hamba-hambaNya yang menempuh jalan menuju ilmu Allah.

Keistimewaan Hijrah

Hijrah adalah satu kata yang sangat mulia yang menempati kedudukan tinggi dalam agama islam. Allah sering menyatukan kata hijrah dengan dua kata yg sangat mulia yaitu iman dan jihad.

Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (Qs. Al-An’fal, 8:74)

Maka hijrah sebagai yg ditengah adalah sebuah penghubung antara ke duanya sebagaimana ketika kaum muslimin di makkah mengalani penyiksaan, fitnah, caci maki sampai pada kedzoliman secara fisik bahkan sampai pembunuhan.
Iman menunjukkan keteguhan yang sangat dasyat yang bertahan dalam islam sebagaimana yang dialami sahabat mulia Bilal bin Rabbah Radhiyallahu 'anhu yg disiksa oleh umayyah bin khalaf, sampai yg mencambuki merasa lelah. Iman yg teguh membuat Bilal bertahan dengan satu kata ahad..ahad..ahad. Satu kata yg dia ingat dari surat al-Ikhlas.
Ia belum menghafal keseluruhan bagian surat Al-Ikhlas namun ada satu kata yang menancap dalam hatinya yaitu 'Ahad' yang sungguh menjadi kekuatan tauhid yang menghujam kuat. Satu kata yg membuat bilal bertahan dalam kejamnya penyiksaan.
Maka apakah kita yang telah menghafal satu surat, satu jus bahkan 30 juz telah mendapatkan dan merasakan kekuatan dari Al-Qur'an sedangkan Bilal hanya dengan satu kata mampu meneguhkan keimanannya?.😭😭

Adapula Keluarga Yasir yg disalib sampai mati, dan istrinya sumayyah menjadi syahidah pertama dalam islam. Dan banyak lagi kisah keteguhan iman dari oara sahabat diawal keimanan mereka ketika di makkah.
Kesmuanya ini adalah gambaran kekuatan iman para sahabat.

Hijrah juga diapit dengan kata jihad. Jihad paling agung adalah Perang (Qital), contoh kisah perang uhud, saat itu pasukan pemanah tertarik pada dunia sehingga tergoda untuk turun dan melanggar perintah Rasulullah agar tetap bertahan di atas bukit bagaimana pun situasinya, hal ini membuat pasukan Nabi kalah karena situasi itu dimanfaatkan oleh Khalid bin Walid yang ahli strategi peran, dimana saat itu ia masih dalam kondisi musyrik.

Saat itu pun ada Mus'ab bin Umair yg memegang teguh panji Rasulullah bahkan saat kedua tangannya ditebas oleh musuh sehingga beliau dengan sisa lengannya merengkuh panji perang. Kemudian ia terbunuh dan setelah terbunuh tersebarlah berita Rasul terbunuh.

Ada pula Thalhah bin Ubaidillah yang menggunakan tubuhnya sebagai perisai Rasulullah maka ketika perang uhud ia mendapatkan 70 luka, bekas tebasan pedang, tusukan ombak dan lemparan panah memenuhi tubuhnya, dan dalam kondisi tersebut ia berdoa pada Allah "Ya Allah ambil darahku sampai Engkau Ridho padaku."😢
Maka kemudia Rasulullah bersabda, "Siapa yang ingin melihat orang berjalan di muka bumi ini setelah mengalami kematiannya, maka lihatlah Thalhah."

Maka kita bisa tahu betapa mulianya hijrah, yang memberikan tempat yg membuat mereka nyaman, demi mendapatkan kerihoan Allah.

Hijrah pertama diserukan Rasulullah kepada umatnya di tahun 8H. Melalui utusan Rasulullah menuju Habasyah, dipimpin oleh Ja'far bin Abi Thalib. Yang berangkat adalah para sahabat yg utama, yang memiliki kedudukan tinggi di dalam kaumnya, mereka yg memiliki kedudukan kokoh ditengah kaumnya. Bukan kalangan budak atau yang miskin di kalangan sahabat.  Hijrah untuk mengguncang kaum Quraish dan untuk berdakwah.
Sehingga kaum kafir Quraish Makkah mengutus Amr bin ash untuk meminta Raja Habasyah memengembalikan mereka yg berhijrah. Namun usaha mereka gagal karena raja Habasyah tetap memberikan perlindungan.

Kemudian di Makkah terjadilah peristiwa pemboikotan kepada kaum mulimin, masa yang begitu sulit bagi Rasulullah dan para pengikutnya di Makkah.
Singkat kisah setelah pemboikotan berlalu, dan setelah berlalu pemboikotan, datanglah masyarakat dari yasrib/madinah yang berbaiat kepada Rasulullah. Dan tak lama kemudia datanglah perintah Hijrah dari Allah kepada umat islam saat itu.

Perintah hijrah adalah perintah yang kokoh bahkan mereka yang tidak mau berhijrah mendapat ancaman adzab yg pedih.
Sehingga Nabi berpindah ke Madinah, sampai akhirnya terjadilah Fathuh Makkah. Kemudian Nabi bersabda,

"Tidak ada hijrah setelah Fathu Makkah, tetapi (yang ada adalah) jihad dan niat. Maka apabila kalian diperintahkan jihad, maka berangkatlah”. (HR. Bukhari Muslim)

Maka setelah Fathuh Makkah tidak ada lagi perintah hijrah untuk para sahabat Nabi di masa itu.

Sedangkan untuk kita umatnya saat ini Nabi bersabda,
"Hijrah tidak terputus sehingga taubat terputus, dan taubat tidak terputus sehingga matahari terbit dari barat”. (HR. Ahmad)
Sehingga untuk kita umarnya saat ini. Hijrah akan selalu ada hingga hari kiamat tiba.

Makna Hijrah

Sebagai umat Rasulullah kita masih memperoleh kehormatan untuk hijrah.
Makna hijrah dari segi kata artinya meninggalkan sesuatu menuju kepada sesuatu yg lain.
Secara syar'i maknanya meninggalkan segala sesuatu yg menghalangi kita dari keridhoan Allah menuju sesuatu yang memudahkan kita mendapatkan Ridho Allah.

Ketika kita berada pada kondisi yang menghalangi kita dari keridhoan Allah maka wajib bagi kita untuk berhijrah.

"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. An nisa' : 100)

Inilah Hijrah dalam makna shari'ahnya, meninggalkan segala sesuatu yg menghalangi kita mendapat ridho Allah.
Berpindah dari keyakinan yg salah menuju keyakinan yg salim.
Menjadikan kita dengan keimanan yg salim, karena ada ancaman keyakinan-keyakinan yg bathil. Barangkali iman kita dikotori prasangka buruk kepada Allah misal keyakinan bathil dalam Takdir, dalam aqidah dan yang lainnya.

Secara garis besar hijrah kita bedkan menjadi dua macam yaitu:     
 
1. Hijrah Makaniyah : Yaitu meninggalkan suatu tempat. Beberapa jenis hijrah maknawiyah, yaitu:
a. Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Habasyiyah.
b. Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Madinah.
c. Hijrah dari suatu negeri yang didalamnya didominasi oleh hal-hal yang diharamkan.
d. Hijrah dari suatu negeri yang membahayakan kesehatan untuk menghindari penyakit menuju negeri yang aman.
e. Hijrah dari suatu tempat karena gangguan terhadap harta benda.
f. Hijrah dari suatu tempat karena menghindari tekanan fisik
 
2. Hijrah Maknawiyah

Secara  maknaiyah hijrah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

a. Hijrah I’tiqadiyah
Yaitu hijrah keyakinan. Iman bersifat fluktuatif, kadang menguat menuju puncak keyakinan mu’min sejati, kadang pula melemah mendekati kekufuran Iman pula kadang hadir dengan kemurniannya, tetapi kadang pula  bersifat sinkretis, bercampur dengan keyakinan lain mendekati memusyrikan. Kita harus segera melakukan hijrah keyakinan bila berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan keyakinan.

b. Hijrah Fikriyah
Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya pemikiran. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia tanpa batas. Berbagai informasi dan pemikiran dari belahan bumi bisa secara oline kitya akses.

Dunia yang kita tempati saat ini, sebenarnya telah menjadi medan perang yang kasat mata. Medan perang yang ada tapi tak disadari keberadaannya oleh kebanyakan manusia gendeang perang telah dipukul dalam medan yang namanya “Ghoswul Fikr” (baca: Perang pemikiran).

Tak heran berbagai pemikiran telah tersebar di medan perang tersebut laksana dari senjata-senjata perengut nyawa. Isu sekularisasi, kapitalisasi, liberalisasi, pluralisasi, dan lainnya. Ia menjadi virus ganas yang sulit terditeksi oleh kacamata pemikiran Islam. Hijrah fikriyah menjadi sangat penting mengingat kemungkinan besar pemikiran kita telah terserang virus ganas tersebut. Mari kita kembali mengkaji pemikiran-pemikiran Islam yang murni. Pemikiran yang telah disampaikan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw, melalui para sahabat tabi’in, tabi’it, tabi’in dan para generasi pengikut shalaf.

“Rasulullah Saw bersabda: Umatku niscaya akan mengikuti sunan (budaya, pemikiran, tradisi, gaya hidup) orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta-demi sehasta, sehingga mereka masuk ke lubang biawak pasti umatku mengikuti mereka. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah apakah mereka itu orang-orang Yahudi dan Nasrani ? Rasulullah menjawab: Siapa lagi kalau bukan mereka.

c. Hijrah Syu’uriyyah
Syu’uriyah atau cita rasa, selera,kesenangan, kesukaan dan semisalnya, semua yang ada pada diri kita sering terpengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang Islami. Banyak hal seperti hiburan, musik, bacaan, gambar/hiasan, pakaian, rumah, idola semua pihak luput dari pengaruh nilai-nilai diluar Islam.

Hijrah dari perkara yg syubhat dan haram menuju kepada yang halal.

Ahli Kitab yang disepakati oleh ulama adalah adalah yahudi yang sembelihannya boleh kita makan. Sedangkan Nashrani tidak boleh karena ia menjadikan tuhan menjadi tiga.
Mengkampanyekan makanan halal sebagai high quality food adalah bagian dari dakwah.

Orang yang memakan makanan halal hatinya menjadi lembut sehingga mudah menerima kebenaran.

Kedua dalam berpakaian, juga dalam segala macam gaya hidup.
Secara komunal indonesia mengalami hijrah syu'uriyah secata perlahan. Jika dulu anak gaul dan keren digambarkan sebagai 'si boy', rajin sholat namun rajin dugem. Kemudian berpindah menjadi cowok yg anti kemapanan, gambarannya seperti 'lupus'.
Zaman sekarang berubah cowok keren seperti 'Fahri'. Selera zaman dulu mulai berubah, contoh hastag hari patah hari nasional saat pernikahan muzammil.

Banyak hal yang patut kita syukuri, kita harus optimis ketika unat islam bisa bersatu, bertebarannya majelis ilmu, gelombang kebangkitan islam mulai terasa. Hijrah kita semakin masif. Dakwah semakin horisontal, banyak komunitas-komunitas hijrah pemuda muslim.
Meskipun hijrah ini memiliki konsekuensi, kita menjadi susah membedakan mana yang benar-benar berhirah atau hanya mengikuti trend semata.

d. Hijrah Sulukiyyah  
Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juga akhlaq.
Lanjutkan dalam hijrah dalam suluqiyah, hijrah dalam perilaku.
Perilaku kita islami atau tidak?
Ini yang terkadang membuat kita terbungkam terhadap objek dakwah kita.
Suluq kita sebagai seorang muslim adalah PR yang luar biasa bagi kita. Bagaimana kemudian menghijrahkan perilaku diri kita?

Bekal Hijrah

Apa bekal yang kita perlukan dalam hijrah, setidaknya :
1. Keberanian untuk berkorban.
Dalam hijrah pasti ada yg lepas dari diri kita. Misalkan pekerjaan, kenyamanan diri, harta, keluarga, dan lainnya.
Dalam hijrah pasti ada yang kita tinggalkan, pasti ada yang berkurang dalam hidup kita.
Contoh : Suhaib yang meninggalkan semua hartanya di Makkah ketika hijrah.kisah Mus'ab bin Umair, umar bin Abdul Aziz dari penampilan mewah menjadi sebuah keserhanaan dan kezuhudan dunia.

"...Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku kahwatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (HR. Muslim)

Ketika berhijrah ada yg harus dikorbankan dan ditinggalkan.

2. Hanya bersandar kepada Allah Ta'ala (Tawakkal)
Mari kita tengok Ali bin Abi Thalib yang menggantikan Rasulullah di tempat tidur saat malam Rasulillah hijrah. Kalau bukan karena keimanan pada Allah dan RasulNya tidak mungkin ia akan mau. Tapi ia sami'na wa atho'na.
Kemudian ketika pagi ia dipukul Abu Jahal. Kemudian menyusul Rasulullah berhijrah ke Madinah dengan berjalan kaki.

Abdurrahman bin auf ketika di madinah dipersaudarakan dengan ashar yang kaya yaitu saad bin Rabi'.
Ia tawakkal bukan kepada benda namun kepada Allah, ia menolak tawaran sa'ad dan hanya meminta ditunjukkan jalan ke pasar. Setelah sebulan kemudian ia menikah dengan anshar dengan mahar emas sebiji kurma.
Terkadang fasilitas menjadi belenggu, menyebabkan seseorang menjadi malas.

3. Keberanian untuk terus belajar, tidak berhenti belajar.
Bacalah kisah Muadz bin Jabal yang dipersaudarakan dengan Umar bin khattab. Mereka bergantian waktu belajar dan berbagi catatan. Hari ketika Umar bekerja muadz bermajelis ilmu, dan sebaliknya. Dan diwaktu mereka bertemu mereka saling belajar dan berbagi catatan mereka.
Karena ilmu yang menjadi penopang diri kita setelah berhijrah, yang menjadi dasar langkah kita setelah berhijrah.

4. Keberanian untuk tawadhu' rendah hati tidak sombong terhadap hijrahnya.
Terkadang setelah hijrah orang lupa diri, melihat orang lain lebih rendah dari dirinya lebih tinggi atau lebih baik.
Merasa lebih baik dari orang lain setelah ia hijrah, 'ana khairun minhu' ini adalah kalimat iblis.
Ini yang mengkhawatirkan.
Harusnya semakin ia berilmu semakin tawadhu', 'Rabbana dzolamna anfusana..'
Sehingga akhlaknya semakin jauh dari akhlak orang yang shalih/diberi petunjuk.

Jadilah tanah bukan api. Lembut teduh tabah subur menumbuhkan itulah tanah.
Api ia berbahaya, merusak, panas barbau busuk.

Tawadhu' adalah akhlak para Nabi dan Rasul.
Sebagimana doa nabi Sulaiman,
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (Qs. An-Naml :19)

Tidak ada orang yg selamat dengan ibadahnya, manusia selamat hanya dengan Rahmat Allah. Dan Rahmat Allah dijemput dengan Amal shalih.

Allahu a'lam...

Ambi Ummu Salman

** Catatan Kajian Muharram bersama Ustadz Salim A. Fillah di masjid baitussalam Vila Nusa Indah 5, Cibubur (Ahad, 08 Oktober 2017)

Komentar

  1. masyaallah kak info nya bermanfaat sekali, makasih! jangan lupa juga kunjungi website resmi saya http://bit.ly/2PCSHxk

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerbang Fitnah Terletak Pada Kematian Umar bin Khattab RA

KISAH ISTRI ABU LAHAB (UMMU JAMIL)

KISAH IBUNDA NABI MUSA