Lihat Kondisinya
Bismillah...
Lihat Kondisinya...
Lihat kondisinya, dan diri kita sendiri yang paling faham bagaimana kondisinya..setelah itu berdamailah..
Pro kontra antara pola pengasuhan yang tidak membiarkan anaknya main di luar dengan tetangga dan yang membolehkan bermain dengan tetangganya mulai muncul..
Dan beberapa kali saya mendapatkan pertanyaan ini pula..
Seperti pro kontra hal-hal lainnya, jika dibahas panjang tidak akan ada muaranya juga..
Kenapa??karena kedua hal itu berbeda prinsipnya..dan ingat pola pengasuhan satu keluarga belum tentu cocok di keluarga kita, anak-anak kita tidak sama, lingkungan kita tidak sama, dan tetangga kita bukan orang yang sama..
Bagi saya pribadi yang fakir ilmu..kedua-duanya akan menjadi benar jika kondisinya benar..
Jika kondisi lingkungan rusak, terlalu banyak potensi negatif. Pilihan agar anak bermain di dalam Rumah saja akan jadi tepat karena menghapus efek negatif yang masuk itu akan tidak semudah menghapus coretan pensil di atas kertas..bukan dengan maksud sterilisasi tapi mengimunisasi, jika anak sudah punya kekebalan sendiri tentunya ia akan siap bergaul di masyarakat..
Ingat analogi penjual minyak wangi dan pandai besi kan??
Dan bukannya Rasulullah justru mendapat perintah Hijrah ke Madinah dari pada menetap di Makkah?karena saat itu kondisi masyarakat Makkah sangat melampaui batas..
Makanya ini bisa jadi dalil agar kita memilih lingkungan tempat tinggal yang baik untuk keluarga kita..
Pun jika menengok kisah Ibrahim yang berdoa dan meletakkan Ismail ditempat yang diberkahi Allah(di baitullah)..
Begitu pun Rasulullah yang dibesarkan jauh dari kesurakan dan keburukan yang ada di Makkah saat itu..
Maka memilih lingkungan yang baik untuk anak bertumbuh adalah poin yang sangat penting dalam pengasuhan...bagaimana jika tidak menemukan lingkungan yang baik?maka kita yang harus mengkondisikan/menciptakan lingkungan itu sendiri mulai dari rumah baru ke masyarakat..
Mungkin kita menemukan orang yang bertahan di lingkungan yang rusak memilih bertahan dan malah membuat perubahan di lingkungannya tersebut..ini tentu butuh effort yang besar, dan keluarga seperti ini lah yang masuk kategori "langkah"..
Dan tidak semua keluarga mampu untuk ini..
Yang kedua yang menganjurkan anaknya main ke laur rumah bersama para tetangga, ini sangat bisa benar jika memang lingkungan tetangga kondusif, baik, dan sama-sama memiliki pola asuh yang baik..atau setidaknya ada satu dua orang yang mau sama-sama turun tangan mendidik dan menjaga anak-anak tetangganya..
Lingkungan positif seperti inilah yang harus kita cari dan jika bisa diciptakan..
Ini diibaratkan Madinah ketika masa Rasulullah..
Jadi sebenarnya kita sendiri lah yang tinggal di lingkungan tersebut yang tahu harus bagaimana, nggak usah saling nyinyir dan mencari mana yang paling benar karena keduanya benar jika dikondisi yg tepat..
Maka carilah yg tepat untuk diterapkan di keluarga kita sendiri..
Pro kontra selalu ada antara wanita yang bekerja di luar dan yang di rumah..
Antara yang Cesar dengan yang lahiran normal..
Antara yang asi dan sufor..
Dan seterusnya sampai tak berujung😴😴
Semuanya punya potensi benar dan potensi salah...
Jadi pahami dulu kondisinya, jangan menilai sesuatu yang kita sejatinya belum faham tentangnya...
Ah sudahlah jadi panjang jika terus dibahas😁😁
Pahami lah dirimu dan rumah tanggamu sendiri sebelum kau merasa faham dengan rumah tangga orang lain..
Agar kau bisa menilai dirimu sendiri dulu sebelum menilai orang lain..karena melihat kekurangan orang lain lebih mudah dari pada melihat kekurangan sendiri..
Dan bagaimana pun kondisi lingkungan kita, tetap hanya Allah lah sebaik-baik penjaga..Maka hanya kepada Allah lah kita mengharap penjagaan untuk anak-anak kita..
Sebgai seorang muslim pedoman parenting haruslah sama yaitu AlQur'an dan Sunnah, jadi kaidahnya harus sama namun teknisnya tiap keluarga bisa jadi berbeda..pakai metode apa saja silahkan asal tidak bertentangan dengan kaidah dalam AlQur'an dan asSunnah..
Allahu a'lam..
Ambi Ummu Salman
#selfReminder
Komentar
Posting Komentar