Kisah Nabi Uzair
Bismillahirrahmanirrahim..
Kisah Nabi Uzair
Al Hafidz Abu Qasim bin Asakir mengemukakan, ia adalah Aziz bin Jarwah. Ada juga yang menyatakan, bahwa ia adalah Ibnu Sauriq bin Adiya bin Darzana bin Ura bin Taqi bin Asbu' bin Fanshash bin Adzar bin Harun bin Imran. Juga ada yang berpendapat bahwa ia adalah Uzair bin Zarukha. Dalam beberapa atsar disebut bahwa makamnya terdapat di Damaskus.
Ishak bin Basyir bercerita, Sa'id bin Basyir memberitahu kami, dari Qatadah, dari Ka'ab, dari Sa'id bin Abu Arubah, dari Qatadah, dari Al Hasan Muqatil, dan Juwaibir, dari Al Dhahak, dari Ibnu Abbas, dari Abdullah bin Ismail Al Sadi, dari Ayahnya, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas dan Idris, dari kakeknya, Wahab bin Munabbih. Ishak mengemukakan, semuanya orang di atas itu memberitahuku, tentang Uzair. Kemudian sebagian mereka saling memberi tambahan atas sebagian lainnya. Dengan sanad mereka, mereka berkata :
Uzair adalah seorang hamba yang shalih lagi bijak. Pada suatu hatu, ia pernah pergi ke kampung asalnya, lalu ketika matahari tengah berada lurus diatas kepala dan ia pun terkesan oleh terik matahari. Kemudian ia masuk ke dalam bangunan itu sedang ia masih berada di atas keledainya. Lalu ia turun dari keledainya dengan membawa kantong yang dibawanya yang berisi buah tin dan satu kantong lainnya berisi anggur. Lalu ia berteduh di bawah bangunan itu, selanjutnya ia mengeluarkan bejana yang dibawanya untuk kemudian ia memeras anggur tersebut agar basah untuk kemudian dimakannya. Kemudian ia menyandarkan punggungnya dengan kedua kaki disandarkan pada dinding bangunan itu. Lalu ia melihat atap rumah tersebut dan ia melihat apa yang ada di dalamnya yang tegak berdiri di atas tiang penyangganya sedang penghuninya telah hancur binasa, dan ia juga menyaksikan tulang belulang yang tengah dalam ujian, maka ia pun berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Ia tidak pernah ragu bahwa Allah yang telah menghidupkannya, ungkapannya itu hanya sebagai bentuk kekagumannya saja. Setelah itu Allah Subhanallahu wa ta'ala mengutus malaikat maut kepadanya untuk kemudian mencabut nyawanya. Selanjutnya Dia mematikannya selama seratus tahun.
Setelah seratus tahun berlalu, yang ketika itu di tengah-tengah Bani Israil sedang terjadi berbagai macam peristiwa. Kemudian Allah Ta'ala mengutus seorang malaikat untuk menciptakan hatinya sehingga dapat mengerti, bagaimana sebenarnya Allah menghidupkan segala sesuatu yang sudah mati.
Selanjutnya tulang belulangnya dilapisi oleh daging, rambut, kulit, dan setelah itu ditiupkan roh ke dalamnya. Pada saat itu ia benar-benar melihat dan memahami. Kemudian ia duduk dan malaikat pun berkata kepadanya, "Berapa lama kamu tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari." Yang demikian itu, karena ia tinggal di situ pada permulaan siang dan dihidupkan kembali pada akhir siang sedang matahari beleum terbenam. Ia juga berkata, "Atau setengah hari saja." yakni belum satu hari penuh.
Malaikat berkata kepadanya, "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya. Lihatlah makanan dan minumanmu." Yakni roti yang kering dan minuman hasil perasan anggur. Ternyata, keduanya (makanan dan minuman itu) masih tetap seperti keadaannya semula dan belum mengalami perubahan. Dan itulah makna firman Allah Subhanallahu wa ta'ala, "Lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah."
Demikian halnya dengan buah tin dan anggur yanga da bersamanya, sama sekali tidak mengalami perubahan. Seolah-olah hati Uzair menolak, lalu malaikat itu berkata kepadanya, "Apakah engkau mengingkari apa yang kukatakan kepadamu?"
"Lihatlah keledaimu," ujar malaikat. Maka ia pun menoleh ke arah keledainya, yang ternyata tinggal tulang belulang dan sudah tercerai berai. Kemudian malaikat menyeru tulang belulang keledai itu, hingga tulang-tulang itu memenuhi seruan malaikat itu dan berdatangan dari segala arah hingga akhirnya keledai itu hidup kembali dan dinaiki oleh malaikat sedang Uzair hanya dapat melihat saja. Kemudian malaikat memasang urat-urat dan otot-ototnya kembali. Lalu dilapisi dengan daging dan kulit hingga akhirnya tumbuh kulit dan rambut sendiri. Setelah itu malaikat meniupkan roh ke dalamnya sehingga keledai itu dapat hidup kembali, lalu berdiri seraya mengangkat kepala dan ekornya ke langit, ia mengira bahwa hari kiamat telah tiba. Demikian itulah makna firman Allah Ta'ala, "Dan lihatlah kepada keledaimu yang telah menjadi tulang belulang. Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, lalu Kami membalutnya dengan daging." Maksudnya, lihatlah ke tulang belulang keledaimu bagaimana masing-masing dapat bersusunan kembali sehingga ketika tulang-tulang telah tersusun, maka terlihatlah keledai masih dalam wujud tulang tanpa daging. Kemudia lihatlah, bagaimana Kami melapisinya dengan daging. "Maka ketika telah nyata kepadanya bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati, ia pun berkata, "Saya yakin bahwa Allah Maha kuasa atas segala sesuatu." Yang di antaranya adalah meniupkan makhluk yang sudah mati, dan masih banyak lagi yang lain.
Uzair kemudian menaiki keledainya hingga akhirnya mendatangi tempat tinggalnya, namun orang-orang tidak mengenalnya dan bahkan tidak mau mengakuinm keberadaannya, dan ia sendiri tidak mengenal orang-orang, dan bahkan ia tidak mau mengakui keberadaan rumahnya. Kemudian ia bertolak dengan penuh kebimbangan hingga akhirnya ia mendatangi rumahnya, tiba-tiba di rumahnya itu terdapat seorang nenek-nenek yang sudah sangat tua yang usianya seratus dua puluh tahun lebih. Ketika Uzair pergi dari kaumnya, wanita itu berumur dua puluh tahun dan benar-benar kenal dan mengetahuinya.
Setelah wanita itu semakin tua, Uzair oun bertanya kepadanya "Wahai ibu tua, apakah ini benar rumahnya Uzair?"
"Ya, benar ini rumah Uzair," Jawab wanita tua itu."
Kemudian wanita itu menangis seraya berkata, "Aku tidak pernah menemukan seorang pun yang berusia bertahun-tahun yang masih ingat Uzair, sedangkan ia sudah tidak diingat oleh orang-orang."
Kemudian Uzair pun berkata, "Ini aku adalah Uzair. Allah Ta'ala telah mematikanku selama seratus tahun dan kemudian membangkitkan aku kembali."
Wanita itu berujar, "Maha suci Allah. Sesungguhnya kami telah kehilangan Uzair sejak seratus tahun yang lalu dan kami sama sekali tidak pernah mendengar namanya."
"Sesungguhnya aku ini adalah uzair," paparnya.
Wanita itu pun berkata, "Sesungguhnya Uzair itu seorang yang doanya senantiasa dikabulkan. Ia senantiasa mendoakan kesembuhan bagi orang yang sedang sakit. Maka doakanlah aku supaya Allah Ta'ala menyembuhkan dan mengembalikan pandanganku kembali sehingga aku dapat melihatmu, jika engkau benar-benar Uzair yang pernah aku kenal."
Maka Uzair pun berdoa kepada Tuhannya dan kemudian mengusapkan tangannya ke kedua matanya hingga akhirnya kedua matanya itu sembuh, lalu Uzair memegang tangan wanita tersebut seraya berkata, "Bangunlah dengan izin Allah."
Maka Allah Ta'ala melepaskan kedua kakinya hingga ia dapat berdiri tegak seolah-olah ia baru lepas dari ikatan. Lalu ia melihat seraya berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau memang benar Uzair."
Kemudian wanita itu berangkat ke tempat Bani Israil yang ketika itu mereka tengah berada di majelis mereka. Sedang putera Uzair yang sudah tua yang berusia seratus delapan belas tahun tengah berkumpul dengan anak dan cucu-cucunya di suatu majelis. Maka wanita itu pun menyeru mereka seraya berkata, "Inilah Uzair telah datang kepada kalian."
Namun mereka tiada mempercayainya. Lalu ia berkata lagi, "Aku ini adalah si fulan, yang merupakan budak kalian. Ia telah mendoakanku sehingga Tuhannya menyembuhkan pandanganku dan melepaskan kedua kakiku, dan ia juga mengaku bahwa Allah Ta'ala telah mematikannya seratus tahun dan kemudian dibangkitkan kembali."
Kemudian orang-orang itu bangkit dan berdatangan menemuinya. Kemudian mereka melihatnya, lalu puteranya berkata, "Sesungguhnya ayahnya mempunyai tanda hitam di antara kedua bahunya."
Kemudian ia membuka bagian antara kedua bahunya, dan ternyata ia memang benar-benar Uzair. Maka bani Israil berkata, "Sesungguhnya tidak ada seorang pun di antara kamu yang lebih hafal Taurat melebih Uzair. Sebagaimana diceritakan, bahwa Bukhtanashar telah membakar Taurat dan tidak ada sedikit pun yang tersisa kecuali yang dihafal oleh beberapa orang. Karenanya, Tuliskanlah Taurat untuk kami."
Dan Taurat dulu pernah dikebumikan oleh Ayahnya pada masa-masa Bukhtanashar di suatu tempat yang tidak diketahui kecuali oleh Uzair. Oleh karena itu ia membawa Bani Israil ke tempat itu dan menggali tempat itu untuk kemudian dikeluarkan Taurat tersebut darinya."
Kemudian Uzair duduk-duduk di bawah rindang sebatang pohon sedang Bani Israil duduk di sekelilingnya. Lalu ia memperbarui Taurat itu untuk mereka. Kemudian ada dua cahaya turun dari langit dan masuk ke dalam kitab tersebut. Lalu ia mengajarkan Taurat kepada Bani Israil. Dan dari sanalah orang-orang Yahudi mengatakan, "Uzair adalah anak Allah." Karena ia dianggap telah memperbarui Taurat dan mengurus seluruh urusan Bani Israil. Kampung di mana ia meninggal bernama Sayarabadz.
Yang Populer bahwa Uzair adalah salah seorang Nabi yang diutus kepada Bani Israil. Dan ia hidup pada masa antara Dawud dan Sulaiman dan antara Zakaria dan Yahya. Dan ketika di tengah-tengah Bani Israil tidak ada seorang pun yang hafal Taurat, maka Allah Azza wa Jalla memberikan ilham kepadanya untuk menghafal Taurat dan mengajarkannya kepada bani Israil. Sebagaimana yang dikatakan Wahab bin Munabih," Allah Ta'ala menyuruh malaikat untuk turun dalam wujud cahaya, lalu malaikat itu melemparkannya kepada Uzair, hingga akhirnya ia menghapus Taurat huruf demi huruf sampai selesai."
Ibnu Asakir meriwayatkan, dari Ibnu Abbas, bahwa ia pernah bertanya kepada Abdullah bin Salam mengenai firman Allah Ta'ala, "Orang-orang Yahudi berkata, 'Uzair itu putera Allah,'" mengapa mereka mengatakan hal seperti itu? Maka Abdullah bin Salam menyebutkan, bahwa dulu tidak ada seorang pun dari bani Israil yang hafal Taurat. Dan dulu Bani Israil pernah berkata, "Musa tidak sanggup mendatangkan Taurat kepada kami kecuali yang terdapat di dalam kitab, sedangkan Uzair telah mendatangkan Taurat kepada kami tanpa melalui kitab." Lalu ada sekelompok dari mereka yang melemparkan Taurat seraya berkata, "Uzair putera Allah."
Oleh karena itu, banyak ulama yang mengatakan, "Sesungguhnya kemutawatiran Taurat itu terputus pada Zaman Uzair."
Allahu a'lam
Ambi Ummu Salman
Sumber : Qishabul Anbiya' (Kisah Para Nabi), Ibnu Katsir, Pustaka Azzam, hal : 592 - 597.
ijin share ya kak
BalasHapusar-rahman