Anak yang Diasuh Orang Lain

Bismillah..

Patut disyukuri para orangtua saat ini mulai sadar akan pentingnya pendidikan untuk anak, dan para orang tua mulai berbondong-bondong mempelajari ilmu pengasuhan atau yang biasa kita sebut sebagai parenting. Namun disisi lain semakin banyak orang tua yang memilih mewakilkan pengasuhannya pada orang lain, entah itu pada keluarga dekatnya, pada asisten atau pada lembaga penitipan anak. Ini ditandai dengan semakin menjamurnya tempat-tempat penitipan anak, tidak hanya di kota-kota besar bahkan sampai ke desa.

Tentu saja saya tidak akan membahas panjang lebar alasan para orangtua zaman sekarangmenitipkan anak-anak mereka pada orang lain, karena tentu akan menjadi ruang perdebatan yang panjang bagi para pembaca nantinya.
Cukup saya yakini bahwa setiap orangtua ingin yang terbaik untuk anak-anaknya, dan cara mereka memaknai dan mewujudkan kata 'terbaik' itu lah yang berbeda sehingga teori parenting yang dipakai bisa jadi sama namun penerapan dalam tiap keluarga akan sangat bisa jadi berbeda.

Sebenarnya, anak yang diasuh oleh orang lain bukan fenomena baru dalam islam. Karena sejak zaman dahulu sudah ada, ingatlah kisah maryam yang diasuh oleh zakaria, Rasulullah yang diasuh Halimatus sa'diyah, imam syafa'i yang dititipkan ibunya kepada ulama, dan seterusnya.
Diantara semuanya adalah mereka dititipkan pada orang yang lebih baik dari orang tuanya dan dengan kondisi lingkungan yang lebih baik.

Jika kita perhatikan dengan apa yang terjadi saat ini tentu akan banyak pemandangan yang berbeda, Karena banyak orang tua yang memilih menitipkan anaknya pada orang yang tidak berkualitas bahkan kualitasnya ada dibawah orangtuanya, terutama dari segi ilmu.

Bagaimana jika kita menengok hal ini dalam konsep nubuwah, karena konsep nubuwah adalah konsep yang sudah sangat utuh dan sempurna, jadi jika kita ingin belajar ilmu pengasuhan pun maka kita harus membelajari konsep parneting berdasarkan konsep nubuwah karena Rasulullah adalah alQur'an yang berjalan dan Siroh Rasulullah adalah pengrjawantahan dari isi AlQur'an.

Dalam Siroh Nabawiyah, kita akan mengetahui bahwa Rasulullah di usia awalnya atau diusia emasnya tumbuh ditangan orang lain bukan ditangan ibunya sendiri, Rasulullah dititipkan di Bani Sa'ad sejak usia seminggu hingga usia 5 tahunnya.

Hal ini memiliki banyak pelajaran bagi, diantara Hikmah diasuhnya Rasulullah di Bani Sa'ad adalah :

1. Nabi Muhammad dididik dilingkungan yang jauh lebih baik daripada di Makkah (lebih baik dari sisi akhlak,adab,bahasa,kesehatan dan banyak lainnya). Karena Makkah saat itu adalah kota besar dan bani saad adalah perkampungan yang jauh dari kerusakan yang banyak terjadi di kota besar, sama halnya dengan kondisi kita saat ini.
Dari usia seminggu, Rasulullah sudah tinggal bersama di kampung Bani Sa'ad, Allah menjauhkan Nabi dari dari segala kerusakan yang ada di Makkah waktu itu.

2. Diasuh ditangan wanita yang memiliki modal utama kelak akan menjadi orang yang beriman (diasuh oleh orang yang lebih baik dari sisi aqidah)

3. Ada banyak pelajaran-pelajaran mahal yang Rasulullah dapatkan dalam pengasuhan Halimah daripada di Makkah.

Pelajaran bagi kita hari ini adalah kalau ternyata orang tya tidak bisa mendidik, maka titipkan anak kepada kepada yang lebih mengerti tentang pendidikan (lebih tinggi ilmunya dari orangtuanya). Tapi tetap dengan kaidah utana bahwa Anak adalah tanggung jawab utama bagi orang tuanya, karena kelak yang akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah adalah kedua orang tuanya.

عن ابى هريرة انه كان يقول قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما من مولود الا يولد على الفطرة فابواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu: Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tidak mempersekutukan Allah) tetapi orang tuanya lah yang menjadikan dia seorang yahudi atau nasrani atau majusi

Ketika anak-anak diserahkan kepada orang lain harusnya kepada orang yang lebih baik kualitasnya daripada orangtuanya. Jadi yang harus diupayakan jika ingin anak diasuh orang lain adalah memilih orang dan tempat yang lebih baik.

Kalau Nabi memiliki orang tua yang ideal tentu tidak akan Allah serahkan Nabi pada orang lain.
Sebagaimana putra putri para Sahabat dan bahkan dan putra putri Rasulullah pendidikannya tidak diserahkan kepada orang lain, mereka dididik lansung oleh Nabi dan istri-istriNya.
Karena sentuhan Orangtua pada anaknya jauh lebih hebat dari sentuhan orang lain.

Dan banyak sekali contoh kisah orang-orang besar dan istimewa yang lansung didik oleh orangtuanya sendiri, orang lain hanyak membantu saja.

Namun bagaimana jika Anak sudah terlanjur dekat dengan orang lain maka :
1. Pahami bahwa itu adalah kesalahan kita (agar kita mau memperbaiki diri, karena kita sadar bahwa ada yang keliru). Karena anak adalah tanggung jawab dunia dan akhirat bagi orangtunya.

2. Mari mulai berfikir mana yang lebih utama.Anak adalah investasi dunia dan akhirat, mereka adalah investasi terbesar. Bukankah kita ketahui bahwa anak-anak penghafal AlQur'an mereka akan memberikan mahkota cahaya pada orangtuanya (anak yang berprestasi namun orangtua yang mendapat mahkota cahayanya).

3. Terkhusus untuk para wanita, hari ini banyak wanita beranggapan bahwa mereka telah mencapai kebesaran jika mereka telah sukses membangun kebesaran karirnya di luar dan lupa bagaimana hakikat kebesaran sesungguhnya pada dirinya. Bahwa kebesaran seorang wanita adalah ketika meraka yang mampu melahirkan orang-orang besar dari Rahimnya.

4. Tentukan prioritas dalam keluarga (diskusikan antara suami dan istri).
Bahwa salah satu tugas suami sebagai qowwam salah satunya adalah mendudukkan istrinya di rumah.

Allahu a'lam..

Ambi Ummu Salman

*Sumber tulisan adalah kajian ustadz Budi Ashari, Lc dengan judul yang sama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH ISTRI ABU LAHAB (UMMU JAMIL)

KISAH IBUNDA NABI MUSA

Gerbang Fitnah Terletak Pada Kematian Umar bin Khattab RA