Agar Anak Tidak Sekedar Menghafal

Bismillah..

Memang menghafal AlQur'an dan Hadist saja tidak cukup, apalagi untuk anak usia dini.
Banyak yang bilang Hafal AlQur'an dan Hadist tidak menjamin mereka berakhlak baik.. Ya benar memang seperti itu..banyak yang hafidz tapi masih pacaran dan seterrusnya..
Nah, kalau sudah begini jangan salahkan AlQur'an dan hadistnya ya, atau jangan ambil kesimpulan bahwa mengahafal AlQur'an tidak tidak penting atau hafal AlQur'an itu bakat, dan seterusnya...
Bagi saya itu kesimpulan yang tidak adil.. Karena masih lebih banyak contoh mereka yang berhasil dengan AlQur'an dan AsSunnah..

Harusnya kita tengok dulu prosesnya, ketika anak sedang menghafal AlQur'an dan hadist apa yang sedang dilakukan orang tuanya. Apakah dibarengi dengan pendalaman aqidah dan akhlak pada anak.
Pada anak usia dini bisa dibilang,  AlQur'an dan Hadist anak adalah ayah dan bundanya.
Bagaimana kita mencontohkan keseseharian kebiasaan Rasulullah pada anak (melalui perilaku, teladan dari kedua orangtuanya),  mengapa perilaku Rasulullah karena akhlak Rasulullah adalah akhlak AlQur'an.

Seluruh akhlak yang ada dalam Al-Qur`an beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan semuanya
Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Al-Qolam: 4).

Al-Hasan Al-Bashri berkata, “Ia ( “khuluq” dalam Ayat ini) adalah adab-adab Al-Qur`an”.

‘Aisyah radhiallahu ‘anha pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau pun menjawab, “Akhlak beliau adalah (melaksanakan seluruh yang ada dalam) Al-Qur`an”. Qatadah mengatakan, Ia (“Khuluq” dalam Ayat ini) adalah sesuatu yang beliau laksanakan dari perintah Allah dan sesuatu yang beliau jauhi dari larangan Allah, dan makna Ayat di atas: Sesungguhnya engkau benar-benar berakhlak  dengan akhlak yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur`an.

Ya, kita sebagai orang tua adalah seperti AlQur'an dan Hadist dan hidup/nyata bagi mereka..

Maka misal ketika anak menghafal hadist, kita perlihatkan bersama bagaimana pengamalannya. Sehingga kecintaan mereka terhadap Rasulullah dan pengamalan ajarannya pun bisa tumbuh berbarengan dengan proses tersebut.
Memang tidak dalam waktu singkat, tapi dengan proses yang panjang sehingga butuh keistiqomahan di dalamnya.

Ketika anak menghafal hadist "Jangan Marah bagimu surga", tapi kita sebagai orangtua masih suka marah dan bernada tinggi di depan anak.. Lalu apa yang kita harapkan dari hafalan anak kita??

Ketika kita mengajarkan kejujuran.."Sesungguhnya kejujuran itu mengantarkan pada kebaikan,...", lantas kita sebagai orang tuanya malah sering berbohong meskipun bercanda atau sekedar berjanji,  lantas apa yang mau kita harapkan darinya??

Ketika kita mengajarkan ayat yang menunjukkan Rahman dan Rahimnya Allah, namun kita tidak menunjukkan kasih sayang nyata itu melalui diri kita.. Lantas apa yang akan kita dapatkan kelak jika mereka dewasa??

Jadi Menghafal saja tidak cukup,  tapi harus dibarengi dengan menyusun pondasi-pondasi yang kokoh dalam jiwa anak kita..aqidah dan adab-adab dalam AlQur'an yang diteladankan secara nyata..

Medidik adalah membangun pondasi setahap demi setahap sampai menjadin kokoh dan tinggi bukan meletaknya kepingan-kepingan puzzle yang rapuh....

Allahu a'lam..

Ambi Ummu Salman

#Ambiummusalman
#Pengingatdiri
#IbuMadrasah
#Ibuduniaakhirat
#AkhlakAlQuran

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerbang Fitnah Terletak Pada Kematian Umar bin Khattab RA

KISAH ISTRI ABU LAHAB (UMMU JAMIL)

KISAH IBUNDA NABI MUSA