URUTAN TAHAPAN KESHALIHAN ANAK

Bismillah..
Pemateri : Ustadzah poppy Yuditya, ST, MBA.
Materi : Urutan Tahapan Keshalihan Anak

Berikut adalah beberapa poin penting yang saya dapat dari kajian bersama ustadzah poppy, ini adalah beberapa poin yang harus diperhatikan tahapannya dalam mendidik anak, agar menjadi generasi yang shalih.

1. MENYUSUI

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 233).

Pelajaran dari Ayat tersebut :
1. Terdapat point penting yang berkaitan dengan kegiatan menyusui, yaitu pertama, menyusui ASI dari seorang ibu kepada bayinya merupakan sebuah ibadah dan bagian melaksanakan perintah Allah SWT, bahkan ada yang menyatakan, wajib bagi seorang ibu untuk menyusui anaknya.

2. Bentuk perintah dalam ayat ini adalah menyusui, bukan sekedar memberikan ASI yang bisa dilakukan melaui botol atau lainnya. Jadi yang bernilai ibadah adalah proses atau kegiatan menyusuinya.

Jika ada pernyataan, "Rasulullah saja tidak disusui oleh bundanya, kok kita diwajibkan?"
Saat Rasulullah dilahirkan belum ada syariat tentang perintah menyusui 2 tahun, syari'at itu turun ketika Rasulullah sudah diangkat menjadi Nabi dan disampaikan di dalam AlQur'an.

3. Hitungan 2 tahun dalam ayat tersebut adalah dengan hitungan kalender islam, yakni penanggalan hijriyah.

4. Para Ibu hendaknya fokus ketika menyusui tidak disambi dengan kegiatan apapun (misal dengan bermain hp,  menonton televisi, masak, dll), lakukan dialog ketika menyusui dengan memandang si bayi, melihat matanya, tidak terburu-buru saat menyususui. Tunjukkan akhlak yang baik ketika menyusui.

5. Menyusui adalah proses membangun kedekatan dengan anak bukan hanya fisik tapi juga secara kedekatan emosional.
Ada hikmah ketika Allah meletakkan payudara wanita berada di dada bukan di tangan, di kaki atau lainnya.
Karena yang dibutuhkan oleh anak adalah dekapan dari sang ibu.
Jika proses menyusui ini terlewatu dengan baik dan benar, maka anak akan memiliki ikatan emosional yang kuat dengan yang ibu. Keterikatan hati dan ketergantungan dengan sang ibu yang kuat, maka jangan heran jika proses menyusui bermasalah atau tidak dijalani dengan benar maka anak akan membuat masalah dikemudian hari. Misal anak mudah tantrum, mudah berbohong pada orangtua,  dan sebagainya.

Menyusui adalah pengajaran yang diberikan Allah kepada kita.

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ} [يونس : 57]

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit(yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat pagi orang-orang yang beriman."
(Qs.Yunus :57)

مَّوْعِظَةٌ :
pelajaran, pengajaran (artinya AlQur'an sebagai pelajaran atau pengajaran)
وَشِفَاءٌ :
Penyembuh

مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء ,
Pengajaran dan penyembuh, secara berurutan ini adalah urutan yang harus diikuti, maka jika kita mengikuti pengajaran dalam AlQur'an maka Syifa(kesembuhan) akan kita dapatkan secara otomatis.

Demikianlah dengan menyusui sebagai pengajaran untuk kita umat islam, agar kita mendapatkan syifa' bagi kita dan anak kita.

Menyusui berefek pada kedekatan(kelekatan emosi) anak dengan orangtua hingga dewasa kelak.
Menyusyui adalah masa dimana anak bergantung pada ibunya, maka biarkan ia bergantung pada ibunya.

2. MENYAPIH

Proses selanjutnya setelah menyusui adalah penyapihan. Sesuai dengan Perintah Allah dalam AlQur'an (Qs. 2:233), penyapihan dilakukan tepat diusia dua tahun(secara hijriyah).

Menyapih merupakan peringah Allah yang mungkin tidak sesuai dengan keingingan anak, bahkan juga bagi ibu yang menyusui.  Karena saat menyusui adalah saat yang paling dirindukan anak maupun ibu.
Dari perintah ini kita belajar bahwa setiap permulaan ada akhirnya. Ada perintah,  ada larangan. Dan kita akan belajar sami'na wa atho'na pada perintah Allah Ta'ala.

3. BAHASA IBU

Fasihkan anak dengan bahasa ibu, jangan terburu-buru untuk mengajarkan bahasa asing pada anak terutama saat ia masih balita.
Perkuat bahasa ibu,  orang tua harus fasih bahasa ibu.
Karena bahasa adalah budaya, yang berkaitan pula dengab adab.

Seperti Rasulullah yang ditipkan di bani sa'ad karena kefasihan bahasa kaum tersebut sehingga Rasulullah bersabda "Aku adalah orang arab yang paling fasih".

Jadi fokus saja pada bahasa ibu terlebih dahulu.

4. DIALOG IMAN

Usia 2-5 tahun, dialog iman harus kuat. Ibu harus banyak berbicara dengan anak, bicara dari hati ke hati.

5. DEKATKAN DENGAN ALQUR'AN

MENGHAFAL ALQUR'AN
fokus pada AlQur'an, tidak terburu-buru mengajarkan ilmu yang lain. Usahakan menuntaskan hafalan anak sebelum ia baligh.  Al Qur'an sebagai ilmu yang utama dan pertama sebelum ilmu yang lainnya. Hiasi masa kanak-kanak anak kita dengan AlQur'an.
Banyak sekali keutamaan menghafal AlQur'an bukan hanya untuk anak tapi juga kita sebagai orangtuanya  diantaranya,
Diriwayatkan bahwa Nabi sholallahu alaihi wa salam pernah bersabda :

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ، أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ، فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا؟

"Barangsiapa yang membaca Al Qur’an, lalu mengamalkan isinya, niscaya ia akan memakaikan mahkota kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat, yang cahayanya lebih bagus dari cahaya matahari di dunia, yang menyinari rumah kalian." (HR. Abu Dawud)

JAWAB PERTANYAAN ANAK MENGGUNAKAN DALIL ALQUR'AN
Yang pertama diajarkan ke anak diusia balita adalah "keghoiban", semua tentang Allah. Bila dicermati pertanyaan anak-anak balita adalah pertanyaan seputar AlQur'an.

Usia 0-5 tahun, pakailah bahasa AlQur'an. Jawab semua pertanyaan anak dengan AlQur'an (jawab sesuai dengan ayat-ayat AlQur'an).
Jadikan AlQur'an sebagai jawaban atas segala pertanyaannya.

Misal anak bertanya,  "aku lahir darimana?", maka jawab dengan :
"Dan Allah yang mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibu kamu dalam keadaan tidak tahu apa-apa, lalu Allah menjadikan untuk kamu pendengaran, penglihatan, dan akal fikiran agar kamu bersyukur." (QS.16:78)

Jawab semua pertanyaan dengan AlQur'an. Jangan terburu-buru menyuguhkan hal-hal yang detail padanya, apalagi menjawab dengan ensiklopedi yang rumit atau lainnya.

6. JAGA IBADAH

Ibadah mahdhoh/amal yaumiah akan sangat mempengaruji perilaku sehari-hari kita.
Kondisi ruhiyah akan mempengaruhi cara kita mendidik anak, baik dalam pengontrolan emosi atau akhlak kita pada anak.

Maka "JAGA SELALU KONDISI RUHIYAH"

Miliki satu amalan unggulan, kemudian istiqomakan.
Pilih amalan yang paling mungkin bisa kerjakan dan kita senang saat melakukannya.

Banyak contoh sahabat Rasulullah yang memiliki amalan unggulan, dan amalannya itu mengantarkannya menjaga penduduk surga bahkan telah dikabarkan didunia lansung oleh Rasulullah.  Contoh seorang sahabat yang setiap sebelum tidur ia memaafkan semua kesalahan saudaranya, kemudian ada Bilal bin Rabbah yang menjaga wudhunya dan sholat 2 Rakaat setiap habis berwudhu.

Atau juga seperti yang ustadzah sebutkan yaitu "Taat pada suami". Atau kita bisa memilih menjadi hafidz AlQur'an,menjadi ibu yang baik, dan lainnya.

Maka "PILIH AMALAN UNGGULANMU" sekarang.

7. AJARI ADAB

Ajari anak adab sejak dini. Biasakan ia dengan adab, sehingga kita ia berinteraksi dengan orang lain ia terbiasa dengan adab yang sudah diterapkan di dalam rumah setiap harinya.
Ajarkan adab dalam kehidupan sehari-hari, adab berbicara, adab terhadap orang yang lebih tua, adab terhadap AlQur'an dan seterusnya.

8. KESHALIHAN ORANGTUA

sebelum mengharapkan keshalihan anak, sholihkan diri sendiri terlebih dahulu.
Kesholihan anak bermula dari kesholihan orangtua.

"HARGA BAGI ANAK YANG SHOLIH ADALAH ORANGTUA YANG SHALIH".

Jadilah Ibu yang Shalih sebelum mengharapkan anak yang shalih. Dan sebelum jadi Ibu yang shalih, jadilah Istri yang shalih.

Allahu a'lam

Ambi Ummu Salman
Depok, 20 Maret 2017

*Resume Kajian di Masjid Al Kautsar, Orchid Green Village. Jika ada kesalahan penulisan murni dari saya sebagai peresume.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH ISTRI ABU LAHAB (UMMU JAMIL)

KISAH IBUNDA NABI MUSA

Gerbang Fitnah Terletak Pada Kematian Umar bin Khattab RA