Mendidik Anak Usia Golden Age dengan Kisah Bukan Dongeng
Bismillahirrohmanirohim..
Tiada hari tanpa kisah,sekali lagi bukan dongeng..
Dari awal kehamilan salman sampai saat ini alhamdulillah kami memilih membacakan kisah-kisah mulai dari siroh rasulullah,sahabat,tabiin dan para salafussalih yang bersumber daro sumber yang shahih..
Dongeng fabel ganti dengan kisah hewan-hewan dalam alqur'an..
Karena dongeng hanya hidup dalam hayalan pembacanya sedangkan kisah akan hidup disepanjang zaman dan generasi..
Kisah berisi sejarah, sedangkan dongeng hanya hayalan..
Dan inilah salah satu alasannya kami memilih KISAH bukan dongeng..
”13 Tahun Pondasi Mekkah”
Resume Kajian Siroh Nabawiyah, Ust. Budi Ashari, Lc.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam diberikan Allah Ta’ala tugas selama 23 tahun menjadi Rasul. 23 tahun itu kita bagi menjadi dua:
1. Fase MAKKAH selama 13 tahun
2. Fase MADINAH selama 10 tahun
Bacalah Al-Quran kemudian bandingkan isi Al-Quran antara ayat-ayat Makkiyah dan ayat-ayat Madaniyah. Perhatikan perbedaan perbedaannya. Para ulama telah memberikan kajiannya kepada kita setelah mereka teliti. Dan itulah konsep, itulah urutan, itulah cara mendidik, itulah pendidikan Islam yang sesungguhnya.
Salah satu hal yang menarik dalam ayat-ayat Makiyyah adalah bahwa ayat ayat ini dipenuhi dengan KISAH. Ini karena ayat-ayat Makiyyah adalah ayat ayat yang membangun pondasi aqidah dan akhlak. Ayat-ayat Makiyyah adalah ayat ayat yang dipenuhi dengan kisah yang sangat banyak.
Maka itu artinya... KISAH merupakan konsep yang sangat mahal dan Islam tidak suka dengan dongeng. Yang diinginkan oleh Allah dan Rasul adalah KISAH, bukan dongeng, bukan kisah fiktif, tetapi sejarah.
Kisah adalah salah satu konsep pendidikan Islam, konsep pendidikan keluarga kita yang sangat mahal.
Alangkah ruginya kita ketika hari ini di kurikulum, terutama di usia anak anak, di usia awal mereka, tidak ada kurikulum sejarah Islam.
Kurikulum KISAH harusnya ada untuk membangun konsep diri mereka, untuk membangun aqidah dan akhlak mereka. Kalaupun ada tentang kurikulum kisah ternyata kisah fiktif. Atau hanya merupakan cerita, dongeng negeri-negeri, wilayah-wilayah yang tidak jelas kebenarannya, tidak valid darimana sumbernya. Sangat disayangkan. Padahal kisah merupakan konsep yang sangat mahal yang dengan itulah dulu Rasul dan para sahabat mendidik generasinya.
Mengapa dengan berkisah? Karena berkisah juga merupakan sesuatu yang sangat disukai orang. Tidak ada di antara kita yang tidak suka dengan kisah. Kita bisa duduk berlama lama dengan kisah tapi mungkin kita tidak bisa duduk berlama lama membicarakan tentang hukum. Tidak semua orang menyukai itu. Maka dari itulah pembahasan tentang hukum, pembahasan tentang beban syariat, itu nanti di kota Madinah.
Ini pelajaran mahal buat kita.
Makanya pantas jika kita punya generasi yang terus kita jejali dengan kewajiban, umpamanya kewajiban sholat, berbakti kepada orang tua, membaca Al-Quran, silaturahim, sedekah, tapi kalau tanpa pondasi... Itu hanya menjadi beban bagi mereka. Tanpa pondasi yang kuat mereka akan ambruk.
Saat ambruk itulah kita akan terkejut, kita akan berkata. “Saya sudah mendidiknya dari kecil mengapa disaat usia sudah besar ternyata mereka berubah?” Itu karena kita tidak menyiapkan pondasinya. Sehingga ketika beban semakin berat maka, ambruklah bangunan islam generasi kita.
Ibu, bapak, ayah, bunda, papa, mama, mami, papi.... Periksa rak buku di rumah!!!
Ganti dongeng binatang dengan kisah yang valid. Ganti dengan memberikan KISAH siroh nabi dan kisah para sahabat generasi terbaik kepada mereka.
Karena ini soal mendirikan PONDASI.
Kita tidak boleh gagal di Fase Mekkah!
#AmbiUmmuSalman
Komentar
Posting Komentar